"Membangun Kehidupan Doa Yang Sehat."
Kehidupan doa yang sehat. Bila ditanya pada orang Kristen, berapa kali anda berdoa setiap hari? Jawabannya macam-macam. Contoh : 2x, bangun tidur dan sebelum tidur; 3x, setiap mau makan nasi; sekali seminggu, tiap masuk gereja atau berdoa karena pengharapan sama diri sendiri telah hilang, dan masih ingat bila punya Tuhan.
Doa adalah komunikasi dengan Tuhan. Berkomunikasi itu tidak dibatasi dengan waktu atau ruang. Jadi, kita berkomunikasi tiap saat. Kenapa kita bisa berkomunikasi tiap saat? Karena, Kristen menggambarkan hubungan Tuhan dan manusia seperti Bapa dan anak. Kapanpun seorang anak mencari bapaknya, bapaknya selalu ada buat dirinya.
Bagaimana kita bisa berkomunikasi yg baik dengan Tuhan? Berkomunikasi dengan Tuhan itu, kita harus benar dan beriman. Biasanya orang Kristen itu berdoa dengan hawa nafsu, pokoknya doa wajib dijawab sesuai dengan permintaan bukan yang lain bukan untuk memuliakan nama Tuhan. Padahal, doa itu adalah kemuliaan Tuhan yang terjadi di dunia.
Makanya berdoalah dengan benar dan beriman. Kenapa harus benar? Karena, dengan benar maka doa kita dijawab dengan benar. Misalnya, Seorang berdoa minta mobil karena tetangga"nya udah punya mobil, tapi dia aja belum bisa menyetir atau ada mahasiswi berdoa pengen wisuda Agustus, tapi mengerjakan skripsinya saja tidak pernah, malah kabur kesana-kemari nikmatin hidup. Ada yang benar disitu? Tidak. Adanya keinginan pribadi sia-sia.
Berdoa suka ragu-ragu. Biasanya, doa diakhiri dengan kalimat, "... dalam nama Tuhan Yesus, Amin." Amin itu titik, pasti, atau sungguh. Orang Kristen itu, Amin-nya itu adalah koma, *masih bertanya bakal terjadi gak yah, oh please.* Setelah berdoa, bukan saja kita diam dan voila, keinginan itu udah didepan mata. Kita harus bekerja dan percaya pada Tuhan. Dalam bekerja, sertakan Tuhan dalam kehidupan kita. Tuhan itu hanya sejauh doa, jadi berdoalah setiap saat, kapan, dan dimana saja.
Renungan hari ini berasal dari khotbah Pdt. Fendi Susanto GKJ-Gondokusuman di GKI Gejayan.