"Parno di daerah sendiri tapi solo travelling di Jawa"
Ceritanya, saya menggunakan angkutan umum yang tidak memiliki izin resmi jalur Manado-Tomohon. Kenapa saya menggunakan angkutan umum tersebut?
Karena lebih cepat dan nyaman dibandingkan angkutan umum resmi yang herannya masih lulus dari Dinas Perhubungan, menurut saya angkutan umum resmi perlu peremajaan armada. Saya memilih menggunakan angkutan tidak resmi tersebut untuk kembali ke Manado dengan tidak tahu segala macam cerita underground. Saya masih santai, nyaman, dan "aman".
Karena lebih cepat dan nyaman dibandingkan angkutan umum resmi yang herannya masih lulus dari Dinas Perhubungan, menurut saya angkutan umum resmi perlu peremajaan armada. Saya memilih menggunakan angkutan tidak resmi tersebut untuk kembali ke Manado dengan tidak tahu segala macam cerita underground. Saya masih santai, nyaman, dan "aman".
Ketika naik, ibu-ibu dsiamping mulai bercerita tentang cerita underground angkutan umum tidak resmi tersebut. Cerita underground-nya menyeramkan, seperti kasus pencurian penumpang, kasus pemerkosaan penumpang, dan sopir menyetir ugal-ugalan. *kampret* (orang lokal kelamaan di luar, jadinya tidak update berita.)
Awalnya, saya santai dan aman, kemudian parno (gelisah) dan waspada.
Saya takut, saya bertindak tanpa memikirkan hal tersebut dahulu.
Bila saya mengetahui cerita underground sebelumnya, kemungkinan besar, saya tidak akan berani naik angkutan tersebut sendirian tanpa ada orang yang saya kenal. Selain itu, kalo diperibahasakan, saya sudah kepalang basah, mau tidak mau saya harus mengalami situasi seperti ini, jadi saya gelisah dan waspada. Dari berangkat hingga tiba di Manado, mulut tidak berhenti komat-kamit seperti membaca jimat. Seumur-umur, baru kali ini parno naik angkutan umum. Apa imajinasi terlalu gelap hingga membayangkan hal-hal aneh? Padahal di daerah sendiri *sigh*
Saya sebagai penggemar angkutan umum, belum pernah segelisah itu. Parno, waspada, ketakutan, dan seram campur menjadi satu. Pengalaman naik angkutan umum banyak yang aneh dan menyeramkan. Paling parah, "kecopetan di metro mini sama liat pencopet mencopet dompet di bus. panik iya, parno ngga :)
- nekat naik kereta ekonomi sendiri~pertama kali, lanjut naek ojek jam 4 pagi dari Senen ke Blok M, tidak memiliki imajinasi aneh.
- Yogya ke Karimun Jawa sendirian, kenalan dengan teman-teman baru nanti di pelabuhan Kartini, tidak ada perasaan aneh.
- Nyobain Bis Patas 18 jam Yogya - Bogor, tiap terminal berhenti, tidak ada takut"nya sama preman/pedagang di terminal.
cheers,
-me-
(who loved public transportation)
(who loved public transportation)
0 comments:
Post a Comment