September 17, 2013

The Problem is in Smoker Behavior

I don't hate cigarettes or neither like it. If you want to smoke, please smoke like a man.

Niatnya, seluruh tulisan dalam blog ini akan ditulis dengan bahasa inggris, tetapi sasaran postingan kali ini adalah WNI, jadi sebaiknya saya menulis dengan Bahasa Indonesia

Setelah 6 jam nongkrong bersama perokok aktif, menurut saya yang bermasalah itu perilaku perokok bukan rokok. Saya sangat menghargai perokok dan tidak ada opini negatif tentang seseorang yang merokok. It's human nature. Namun, semuanya akan berubah ketika perokok tidak dapat menghargai "bukan perokok" disekitarnya. Masalah berada pada perilaku si perokok.


Saya sangat menghargai perokok, yang mengingatkan orang disekitarnya agar berhati-hati dengan asap rokok. Bukan salahnya dia, bila asap rokok terbang/tertuju pada seseorang atau grup. Kenapa? Karena asap mengikuti gerakan angin. Setidaknya, dia telah berusaha untuk mengingatkan orang disekitarnya untuk menghindar (pindah) atau meminimalisir asap rokok yang dihasilkan dengan mengikuti gerakan angin yang tidak mengganggu orang disekitarnya.

Saya sangat menghargai perokok, yang diam-diam menjauh untuk merokok. Walaupun tiba-tiba, dia menghilang tidak jelas dan membuat bingung teman-temannya karena dia menghilang. *note: teman-temannya perokok"

Saya sangat menghargai perokok, yang membuang puntung pada tempat sampah. Puntung rokok itu kecil, kalo dibuang sembarangan susah dipungutnya. Syukur kalo puntung-puntung itu dikumpulkan di suatu tempat, tetapi bila asal lempar sana-sini, berserakan dimana-mana. Kamu saja malas membersihkan sampah yang kamu hasilkan, apalagi orang lain. (emang, kita babu lo)

Perokok merasakan suatu kenikmatan yang tidak dimengerti sama bukan perokok. Anda nikmat, bukan berarti orang lain harus menderita. Ibaratnya kayak orang buang angin, orang yang buang angin merasa lega tapi orang di sekitarnya sengsara. Jangan tanya kenapa! Kalau mau nikmat, tolong nikmati sendiri saja dan jangan mengganggu orang lain.

Sudah resiko 'bukan perokok' menjadi perokok pasif bila berinteraksi dengan grup perokok aktif. Dia tahu, dia bakal menghirup asap yang lebih dari biasanya atau aroma rokok disekujur badan, rambut, dan baju. Perokok pasif itu tahu, sadar dan mengerti. Itu pilihannya dia untuk berinteraksi dengan grup perokok aktif. Walaupun dia tahu dan mengerti resikonya, bukan berarti perokok aktif seenak jidat buang asap ke wajah perokok pasif atau seenak hati mengarahkan rokok (dan asap rokok) kepada perokok pasif. Anda (perokok aktif) bermasalah, anda tidak pantas dihargai, mengapa? Karena anda tidak menghargai orang lain, perilaku anda bermasalah.

Please, smoke like a man.

0 comments:

Post a Comment

 
The Absurd Mind Template by Ipietoon Blogger