Saya masih di rumah (Manado, daerah yang belum merdeka karena masih krisis listrik). Kenyataannya, saya mengetik blog di tengah kegelapan, mengisi waktu luang menunggu listrik hidup kembali, semoga battery barang elektronik ini cukup. Cerita ini bukan tentang krisis listrik di Manado, tetapi cerita bersama anak-anak PRA-MBA MM UGM 64 B (maklum, aku masih berada di eufhoria masa PRA-MBA, padahal kelas dan jadwal buat semester 1 sudah ada. *deep sigh*)
- 5 orang Kemenkeu (biasanya, kita memanggil mereka bapak-bapak pajak dan tambahan info, mereka beasiswa kemenkeu wajib dual degree)
- 1 orang beasiswa Telkom (bapak paling lucu, hobi nanya ke dosen sambil geleng-geleng kepala)
- 1 orang wanita karir (mami kelas kita, range umurnya gak jauh-jauh amat dengan kita tapi merasa terlalu mature)
- 1 orang beasiswa Pemerintah (Pertanahan)
- 2 orang pebisnis (belom tua-tua banget, bisnisnya macam-macam, dan cerewet bermakna ganda)
- 20 orang lainnya, kita yang masih muda, range umurnya paling jauh maximal 3 tahun. (pengalaman kerja belum 5 tahun, 13/20 lulusan dari universitas di yogyakarta, jadi tidak terlalu excited buat main bareng atau menjelajah yogya, karena telah dijelajah atau yah kita memang orang yogya)
Bila tidak ada hubungan dengan perkuliahan, anak-anak kelas B tidak ada kegiatan bersama-sama. We're not individual, but we really know that we' re not in the playground anymore. Do something better or have values.
0 comments:
Post a Comment